Tuesday, July 16, 2013

Bergegaslah


Jika kenyataan adalah kebenaran
Jika kesedihan hanyalah jalinan rasa senang yang terlalu kuat
Orang yang paling kasihan adalah mereka yang tak bisa menikmati kesendirian dalam keramaian



Setidaknya hari ini aku belum mati.
Kamu mulai menghitung berapa banyak kata yang terkirim.
Begitu tiap harinya, penambahan jarak bagiku.


Kamu yang selalu teriak dalam hati
Masih merasa jika aku yang selalu membuatmu kehabisan nafas?
Ketika panggilan "Sayang" tak lagi mesra
Rasa rindu ini begitu besar, namun akan terkikis oleh waktu.
Bergegaslah kau kemari, tambal bolongan itu.



Monday, July 15, 2013

Aku Yang Rindu

Aku kembali.
Seperti bumi yang bulat, jika kita kelilingi maka akan sampai di tempat kita memulai perjalanan.
bagiku bumi adalah kamu
Aku yang pergi entah kemana, berkeliling dan bergerak namun kembali ke kamu.
ke Tempatmu.

Semesta yang menertawakan aku.
Aku yang berjanji untuk tidak kabur lagi,
Aku yang berjanji menjalani,
Namun......

Kamu.......

Tidak.......

Ketika hanya hati ku bicara, tanpa ada suara dari sebaliknya.
Ketika hanya bibirku yang tersenyum, tanpa ada tawa dari sebaliknya.
Kamu yang menerima tanpa rasa, hanya hasrat yang membara.
Kenapa aku?

Aku yang ingin kamu,
Aku yang mencium senyummu
Aku yang menyeka air matamu

Aku........

Yang.........

Rindu......................

Sunday, July 14, 2013

Lagi Sendiri

Mengenalimu masa lalu.
Berkenalan kembali denganmu masa depan.
pernahkah ada aku dalam doamu?
Nyanyian pagi saat mereka yang terbangun dan mulai bekerja.
Jika hujan datang pagi, ada aku yang menarik selimut semakin dalam.
Aku tak mau lagi sendiri, sedih.
Terlalu sering sendiri membuatku terlalu kuat melihat dunia.
ingin untuk diinginkan, ingin dilindungi, ingin dipeluk ketika dingin.
Aku tak mau lagi menangis sendiri.
terlalu sering air mata mengalir tanpa ada yang menyeka.
Aku yang terbiasa sendiri, berusaha keras memberimu ruang yang nyaman untuk kau tinggali.

Saturday, July 13, 2013

Berpaling

Berpaling.


Tak pernah ada dua cinta dalam satu raga.
Tak pernah ada alasan yang membenarkan.
Lebih menarik, lebih cantik, lebih indah, lebih segalanya.


Hanya ketika berpaling banyak yang berkorban.
Pernah ada tawa, pernah ada pengertian, pernah pula ada bahagia.
Sekejap berpaling, semuanya hilang. berganti rupa, air mata, kemudian sebal dan duka.

Sofa yang dulunya begitu nyaman, ada kita bergelung dalam hangat.
Kini hanya ada aku duduk di ujungnya
tak ada lagi kamu yang duduk di ujung lainnya.
Banyak kata sambar menyambar melukai kita, saat kamu berpaling.
Banyak hati menangis, saat kamu berpaling.

Pohon yang kita tanam megah, tercerabut sampai ke akarnya.
Pengkhianatan saat berpaling, melukai tidak hanya aku namun sebagian dunia.
Suara tawa yang terbagi, tidak lagi ada kita menghadapi dunia.

Pergilah, Pergi dan jangan kembali.


Friday, July 12, 2013

Hari Ini Selesai

Mulai besok saja,
Besok saat matahari lebih terang.
Besok, aku janji besok engga lagi.

Karena hari ini aku menangis
Hari ini aku mau duduk di pojok kamarku, mengiba dan meratapi hati ku.
Hari ini terakhir. Hari ini selesai.

Kemaren masih segar, kita terhubung dalam ingatan
Saat kaki melangkah menyusuri jalanan,
Keyakinan dalam hati bahwa tidak ada tujuan tetap sama seperti adanya tujuan.
Berdiri dengan gagah, tanpa senyum. Tatapan kosong.
Mati.

Dahaga

Sudah bosan sepertinya, ketika tak ada lagi kata yang terkirim dari sana.
Seharusnya memang dari kemarin kita terpisah, sebelum kering sebelum hujan datang, diantaranya saja.
Mengantuk kemudian tertidur, banyak yang ingin ditanyakan namun terlewat.
Hari seperti apa yang kamu jalani?
Siapa saja yang kamu kenali malam ini?
Apa mereka ada yang menyapa mu?
Kemudian di pagi hari, saat mengecek si layar dingin. Tak ada kata hangat disana, tak ada misscall apapun. Selesai sudah.
Aku yang kelaparan, hanya bisa mengais-ngais sisa harapan. Rasa manis itu sudah hilang, tak terasa sama sekali di bibir. Rasamu yang hilang tak terasa lagi.
Berjalan-jalan, Aku hanya mendengar sayup-sayup suara di sekeliling. Dahaga.

Thursday, July 11, 2013

Sejak Kapan Ada Orang Lain?

Kesepian
Keadaan ku saat ini, sepi. Hanya ada aku lagi lagi lagi dan lagi sepi.
Sepertinya sepi selalu datang ketika kamu pergi, dia menemaniku dan meninggalkanku saat kamu kembali. Cari orang lain saja bilangmu, Saat itu juga sepi datang menyapaku.

Cari orang lain saja bilangmu, aku tertawa. Memangnya pernah ada orang lain sejak kita menginjakkan kaki disini. Dunia ini diawali oleh kita, maka ketika cari orang lain saja bilangmu. Aku tertawa dengan sepi. Sejak kapan ada orang lain?

Sama seperti sofa, kenyamanan dunia dengan adanya kamu. Perlu kah mencari orang lain, Bersamamu bukan lah kesempurnaan yang ku dapatkan, namun ketika ada tawa dan pelukan maka yang lain tak penting buatku. Namun kamu tak pernah pahami itu. Ada dunia lain yang ingin kamu singgahi, ada orang lain yang kamu temui.

Sejak kapan ada orang lain?
Disini hanya ada kita, disini hanya ada aku dan kamu. Khayalan dan halusinasi mulai mengganggu. Aku imajinasi dari sepi yang kamu rasakan. Aku telah berubah menjadi mimpi burukmu hingga tidur adalah hal terakhir yang kamu lakukan hari ini. Saking takutnya kamu menemuiku.

Sejak kapan ada orang lain?
Ada sekat-sekat yang membentengi kita dari matahari. Sekat-sekat yang tiap hari kamu perbaiki namun kian tipis. Matahari jahat, itu selalu bilangmu. Aku melihatmu setiap harinya, disampingmu meski kadang kamu lupa menyapaku.

Sejak kapan ada orang lain?